Ada orang-orang hidup tanpa hirarki sosial, tanpa hak kebangsawanan atas tanah atau monarki, kadang bahkan tanpa pemukiman atau kota-kota. Tidak perlu waktu lama untuk menyimpulkan bahwa inilah sesungguhnya kondisi 'alamiah manusia'.

Minggu, 27 Januari 2008

met jalan Pak Soeharto

Inna lillahi wa inna ilaihi rajiun

Tepat pukul 14.30 saya mendengar berita di TV bahwa mantan orang nomor satu Indonesia, sang Jenderal Soeharto meninggal dunia. Tidak seperti teman sepondokanku yang serentak kaget mendengarnya, saya hanya diam tanpa reaksi apa-apa, mungkin karena saya sudah lama menduga-duganya, pasalnya saya pernah bermimpi akan hal itu, lalu saya tulis dalam diary, karena saya begitu takut saat sadar dari mimpi tersebut.

7 January 2008

Semalam saya bermimpi, bertemu dengan Pak Soeharto mantan Presiden Indonesia. Dia berkata bahwa saya tidak lama lagi akan pergi, dalam mimpi itu saya melihat beliau bersama istrinya Ibu Tien Soeharto mengajak saya ke kediamannya. Mereka memberikan saya uang, entah untuk apa, katanya semua uang itu diserahkan untuk saya karena mereka tidak memiliki siapa-siapa untuk mewariskan uang itu. Entah apa maksud dari mimpi ini.


Sedih rasanya kehilangan orang yang banyak memberi pengaruh di negara ini. Saya pernah mendadak benci pada beliau, setelah membaca buku yang berjudul 10 Dosa Besar Soeharto. Namanya juga anak SMA, cepat terpengaruh. Setelah membaca buku itu saya tidak pernah lagi menyanjung beliau, padahal sebelumnya saya termasuk pengagum beliau, mungkin karena ibuku juga pengagumnya.

Saya teringat ketika ibu saya melihat buku itu dalam tasku, beliau lalu menasihati saya untuk jangan cepat terpengaruh pada suatu hal. Ibu bilang jangan melihat dari satu arah saja, tapi lihat dari segala sisi suatu hal tersebut. Awalnya saya tidak peduli, karena otak saya telah diracuni oleh tulisan tersebut.

Tapi itu dulu, saya banyak belajar dari pengalaman, bagaimana memaafkan kesalahan seseorang dengan mengingat kebaikannya. Mungkin inilah yang menjadi maksud dari mimpiku tempo hari, inilah uang berharga itu.

Entah bagaiamana caranya menebus perasaan bersalah ini pada beliau, mungkin dengan cara berdoa agar beliau mendapatkan tempat yang layak di sisi Allah SWT.

Selamat Jalan Pak Soeharto doaku mengiringi kepergianmu.

1 komentar:

A K U mengatakan...

aku juga turut berduka cita atas meninggalx Pak Soeharto. Semoga semua amalx diterima oleh Tuhan YME