Saya sih tidak begitu banyak tau
tentang dia. Sebab pada saat pemutaran video-video klip yang pernah ia
kerjakan, saya terlambat datang. Saat itu malam sabtu, kalau tak salah ingat
tanggal 4 November 2011. Dua hari lagi lebaran, sebelum masing-masing pulkam,
saya bersama Kurns menghabiskan sore sambil main game. Keenakan main, sampai
lupa kalau sore itu saya punya janji bertemu Piyo untuk mengantarkan benang
rajutan pesanannya. Jadilah saya meninggalkan pondokan setelah magrib.
Sampai di Kampung Buku,
kosong! Piyo sedang keluar berbelanja,
itu kabar yang kudapat melalui telepon. Setelah memastikan bahwa saya menitip
benang tersebut di lemari buku, dengan tergesa-gesa saya mencari pete-pete
kemudian meluncur ke Gedung Kesenian De Societiet Harmonie, sudah pukul 7,
pemutaran video-video Vincent pasti sudah dimulai. Setelah turun dari
pete-pete, saya harus menghabiskan waktu 10 menit kurang lebih untuk berjalan
kaki dari depan karebosi menuju gedung kesenian. Sampai di sana, tak ada
tanda-tanda bahwa ada acara di sana. Buru-buru kutelepon Aan, ternyata acaranya
di dalam, di arena terbuka.
Dengan
nafas masih ngos-ngosan, saya mencari posisi duduk yang sedikit luas, agar bisa
meluruskan kaki, sambil menikmati video entah yang ke berapa. Saya betul-betul
telat! Video yang diputar saat saya baru-baru duduk, adalah video klip Phoenix.
Keren menurutku, karena videonya di luar ruangan, malah sambil mengikuti
perjalanan dalam sebuah bus, dan suaranya bagus, live! Latarnya Paris.
Saya
tak banyak mencatat video-video apa saja yang kutonton, yang kuingat hanya
White Shoes and The Couples Company dari Indonesia, Malaikat dan Singa, dan
Sigur Ros dan Islandia. Nah, band terakhir yang kusebutkan tadi adalah band
yang paling tidak asing bagiku, karena Kurns sangat menyukainya, saya sering
sekali mendengar lagu-lagunya melalui Kurns.
Di sela
pemutaran videonya, Vincent Moon mempersilahkan penonton untuk mengajukan
pertanyaan. Dijawabnya dengan bahasa Inggris, dan diterjemahkan oleh Luna Vidya
bergantian dengan Armin Hari. Tanya jawab pun berlangsung beberapa kali.
Vincent
ternyata senang berkeliling banyak negara. Jika ia punya waktu panjang di suatu
negara, maka ia akan mencari pemusik yang dikenal bagus musiknya namun tidak
bergabung dalam label record. Terkadang
ia membuat video klip tanpa meminta bayaran sama sekali. Saat ditanya, mengapa
dia mau melakukannya? Vincent bilang, cita-cita dia adalah membangun masyarakat
yang hidup bukan berlandaskan UANG. Dia lahir dan besar di Paris, yang menurut
dia adalah negara yang memiliki isme-isme terutama KAPITALISME. Makanya, ia
muak dan bercita-cita seperti itu.
Dia juga mengatakan, kalau dulu ia
pernah bergabung dengan beberapa perusahaan musik, itu adalah kesalahan yang
pernah ia lakukan. Makanya ia saat ini ingin mencoba hal-hal baru yang ia
senangi seperti traveling dan semacamnya. Ada banyak hal yang menurutnya bisa
dilakukan untuk bisa berinteraksi dengan banyak orang, dan dia memilih musik
sebagai caranya. Karena itu tidak mustahil untuk dilakukan oleh semua orang,
menurutnya.
Oya, dia juga menambahkan, bahwa
dia selama ini lebih banyak menggunakan internet daripada menonton tivi. Karena
menurutnya tivi adalah media diktatoris, kita hanya menerima tanpa bisa semua
yang ditayangkan memberikan umpan balik. Sedangkan internet kerjanya
berkebalikan.
Hampir semua video klip yang ia
buat, diambil di luar ruangan alias outdoor. Tapi suaranya tetap bagus
terdengar.
Satu hal yang juga menarik
menurutku, saat ia ditanya, apakah ia mengerti lagu-lagu yang dinyanyikan oleh
band/artis yang ia buatkan video klip? Jawaban Vincent “Hal yang paling menarik
adalah membiarkan sesuatu tetap jadi misteri bagi kita”. J
Satu lagi, si Vincent Moon ini
tidak tahu bermain musik apa pun loh! Tapi senang membuat video klip musik.
Saya jadi ingat lagunya Jessie J ‘…it’s not about the money money money, we
don’t need your money money money, just wanna make the world dance, forget
about the price tag…’
Tidak ada komentar:
Posting Komentar