Ada orang-orang hidup tanpa hirarki sosial, tanpa hak kebangsawanan atas tanah atau monarki, kadang bahkan tanpa pemukiman atau kota-kota. Tidak perlu waktu lama untuk menyimpulkan bahwa inilah sesungguhnya kondisi 'alamiah manusia'.

Minggu, 13 Maret 2011

Sedikit tentang "Black Swan"


Saya baru menyelesaikan film ini setelah dua hari lalu saya copy dari temanku, Haris. Film yang diperankan sama salah satu aktris kesukaanku, Natalie Portman lumayan keren. Jarang-jarang saya nonton pelem tentang balet. Seperti biasa saya tak akan bercerita bagaimana kisah pelem ini, tapi mengungkapkan apa yang kutangkap dari pelem ini.

Pelajaran berharga menurutku dari nih pelem adalah, di mana-mana yang namanya seleksi dan persaingan itu tak ada yang bagus. Hahhay, pastilah. Persaingan selalu berbuntut permusuhan. Sedikit banyak pasti ada. Makanya saya malas ikut-ikut seleksi apapun. Dua tahun lalu, saya pernah ikut seleksi jadi pramugari untuk penerbangan jemaah haji karena disuruh mamaku. Tentu saja saya tak punya modal apa-apa dalam hal beginian. Walaupun mau juga sih seandainya bisa terbang, jalan-jalan gratis. Tapi pengurusan berkasnya yang rumit minta ampun. Saya sempat nangis di kantor lurah waktu urus surat pengantar SKCK gara-gara diopor sana sini. Gara-gara pengurusan berkas itu saya jadi tidak begitu semangat pas seleksi awal. Tentu saja tidak lolos, hahhay.

Terus sempat ikut seleksi pertukaran pelajar ke Kanada juga, lagi-lagi malas ikuti sampai selesai, hehehe. Sebab seleksi tak seksi!

Persaingan dalam sebuah seleksi selalu member dampak yang berpengaruh tentunya. Seperti yang dialami si Nina pemeran utama (Natalie Portman). Karena sangat terobsesi dengan peran yang ia dapatkan setelah cukup bersabar mengikuti serangkaian latihan dan seleksi, membuat dia tak bisa membedakan imajinasi dan nyata. Di akhir cerita ia menusuk perutnya sendiri karena ketakutan kalau-kalau perannya diambil orang lain. Dia mengira telah menyingkirkan dengan cara membunuh saingannya ternyata itu hanya imajinasi. Latihan dan tekanan oleh sang pelatih cukup berat baginya. Dan saya rasa ini sering dialami oleh banyak orang yang begitu berharap dengan sebuah pencapaian dari hasil persaingan sebuah seleksi.

Tidak ada komentar: