Ada orang-orang hidup tanpa hirarki sosial, tanpa hak kebangsawanan atas tanah atau monarki, kadang bahkan tanpa pemukiman atau kota-kota. Tidak perlu waktu lama untuk menyimpulkan bahwa inilah sesungguhnya kondisi 'alamiah manusia'.

Senin, 05 September 2011

Oleh-Oleh Liburan Lebaran 2011

Selamat Lebaran, saya hanya bisa menghadirkan bingkisan cerita dan tentunya foto-foto yang kuambil dari telepon genggamku untuk kalian sebagai oleh-oleh lebaran.
Lebaran kali ini saya merayakannya dengan pulang ke kampung halaman Ettaku (di Bugis sebagian besar dari kami memanggil Bapak dengan sapaan Etta) yaitu Wage.  Sebuah kampung di samping sungai Walennae di Sengkang. Mungkin kalian pernah membaca reportaseku berjudul mencari sutera asli di wage? Di sanalah saya berlebaran :)
Saya menuju Sengkang pada malam hari tanggal 29 Agustus 2011 bersama kawanku Abot. Cukup lama kami menunggu di terminal hingga mobil penuh penumpang lalu berangkat. Padahal saat menuju terminal kami buru-buru lantaran takut kehabisan mobil. Kami salah kaprah. Kemudian saya singgah bermalam di rumah teman SMA ku A.Rima, karena angkot ke Wage cuma ada sampai pukul 5 sore, sedangkan saya tiba di Sengkang pukul 1 malam.
Hari pertama di Wage, saya menjahit tas yang sudah lama kugunting polanya, rencananya akan disablon oleh Kurns lalu dijual (proyek rumah tangga, hahhay).
Hari kedua, batal lebaran, kami lalu ke kuburan kakek nenek dari pihak bapakku untuk memperbaikinya, karena di Wage sering banjir, tanah kuburannya menjadi rendah.

Hari ketiga, lebaran. Sorenya kami ke Soppeng, tepatnya di Gayya Baru.




Hari keempat, pagi kami ke Citta, sambil mengunjungi rumah keluarga, kami menyempatkan mandi-mandi di kolam Citta. Siangnya kembali ke Wage, perjalan hanya memakan waktu sat jam. SInggah ziarah kubur sebentar, lalu berangkat menuju Kaluku. Ternyata keluarga besar mamaku sedang berkumpul di Salobulo, makanya setelah singgah dari Paria menemui ponakan yang baru lahir, kami menginap juga di Salobulo.










 Hari kelima, mamaku, ettaku, adekku Upi dan Aldi balik ke Toraja. Saya tinggal di Kaluku, sorenya saya kumpul-kumpul dengan se genk waktu SMP, hehehe...
 Hari keenam, ziarah kubur kakekku dari pihak nenek, lalu ke Bulete. Sorenya saya kembali mengunjungi nenek Salama, yang kuceritakan dulu, beliau adalah salah satu dari beberapa orang yang tersisa masih pandai massureq. Setelah magrib, saya pun kembali ke Makassar:(



1 komentar:

Nik Salsabiila mengatakan...

waaa...waaa...wa...
jadi pingin berkunjung ke sana...nice posting mbak...
kapan2 coba deh main ke jogja...ga kalah serunya loo...hahahha
eh salam kenal ya mbak...mari jalin persohiblogan...keep writing yah mbak...^__^